Senin, 14 Februari 2011

Berasa Nonton Film di Bioskop 3

Beberapa hari kemudian...

Alhamdulillah tugas ujian gue dah selese dan dapet nilai lumayan (maksudnya, lumayan daripada ga dapet nilai). Yuk, kita lanjutin cerita si cewe panjat dinding dan cowo cuti skripsi.

Malam itu, setelah percakapan yang bersifat interogatif berakhir, suasana antara mereka berdua pelan-pelan mulai menghangat. Sehangat pisang goreng yang harganya mulai "memanas" (gue ga nyangka harga minyak goreng bisa naek juga kaya harga bensin). Percakapan pun sudah tidak seperti jalan Malioboro Jogja yang cuma satu arah itu dan dalam rangka lebih "menghangatkan" diri mereka berdua tanpa kena gunting sensor, si Cowo mengeluarkan jurus yang tampaknya merupakan jurus andalannya yaitu jurus trik kartu.

Jurus trik kartu ini biasanya diajarkan di semua perguruan KKN (Kuliah Kerja Nyata) seJogjakarta dan sepertinya si Cowo merupakan pemegang sabuk hitam jurus ini. Terbukti dalam waktu yang relatif singkat si Cewe dibuat bertekuk lutut dengan jurus ini dan memohon kepada si Cowo untuk dijadikan murid (sampe segitunya?). Hehe.. Maap, ketuker sama adegan film kungfu. Yang jelas si Cewe bener-bener terkesan dan mulai tercipta kehangatan di antara mereka berdua. Nice trick! Gw pribadi merekomendasikan jurus ini buwat teman sejawat cowo-cowo jomblo di seantero kota terutama bagi mereka yang belum pernah ikut KKN.

Suasana terus bertambah hangat. Begitu hangatnya hingga terasa sampai ke meja gue. Sampai pada satu momen di saat cowo tadi mulai berbicara dengan nada yang agak serius. Saat itu tidak ada lagi permainan kartu, tidak ada lagi interogasi, yang ada hanya suasana hening yang mengiringi kata demi kata yang terucap. Dan akhirnya mereka pun terlibat dalam percakapan mendalam walau pada awalnya si cewe agak kesulitan (mungkin karena karakternya yang tipikal anak pecinta alam, slengean, suka becanda -gue gini-gini dulu waktu high school juga ikut ekskul pecinta alam loh!-).

"Boleh aku bicara?" tanya si Cowo yang langsung disambut anggukan si Cewe. "Sudah lama aku pendam rasa ini. Rasa yang selama ini diam karena kumiliki sendiri. Sampai akhirnya aku gali malam ini untuk kuberikan padamu agar tak lagi sepi ia" ucapnya pelan. Dan si Cowo pun menunggu dalam keheningan hatinya untuk mendengar ucap balas dari si Cewe…

Si Cewe pun berucap "Aku pun memendam rasa untukmu walau hingga detik ini aku tak pernah tahu apakah itu rasa yang sama. Tapi rasa itu telah hilang dicuri sang waktu".

"Tak ada kah rasa yang tersisa untuk ku?" iba sang Cowo. Si Cewe pun menggeleng "Bila saja dulu kau datang padaku, kan kutitip rasa itu padamu agar tak dapat sang waktu mencurinya. Kini aku tak lagi punya rasa yang sama untuk kusandingkan dengan rasa yang kau beri. Maafkan aku.."

Senyap.

Dan tiba-tiba malam pun terasa begitu larut bagi mereka berdua.. Tak ada lagi kata yang bisa diucapkan, tak ada lagi udara yang bisa dihirup. Semuanya bisu, semuanya sesak. Bersama langkah gontai si Cowo yang mengantar si Cewe pulang meninggalkan kafe ini.
Dan gue pun cuma bisa terdiam memandangi barisan huruf-huruf dalam laporan yang ga tau kapan akan slese...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar